Aplikasi
Hidrodinamika pada Kincir Air
Kincir
air (water wheel) merupakan sarana untuk merubah energi air menjadi energi
mekanik berupa torsi pada poros kincir. Kincir air sudah sejak
lama digunakan untuk tenaga industri. Pada mulanya yang dipertimbangkan adalah
ukuran kincirnya, yang membatasi debit dan head yang dapat dimanfaatkan.
Perkembangan
kincir air menjadi turbin modern membutuhkan jangka waktu yang cukup lama.
Perkembangan yang dilakukan dalam waktu revolusi industri menggunakan metode
dan prinsip ilmiah. Mereka juga mengembangkan teknologi material dan metode
produksi baru pada saat itu.
Kata "turbine" ditemukan
oleh seorang insinyur Perancis yang bernama Claude Bourdin pada awal abad 19,
yang diambil dari terjemahan bahasa Latin dari kata "whirling"
(putaran) atau "vortex" (pusaran air). Perbedaan dasar antara turbin
air awal dengan kincir air adalah komponen putaran air yang memberikan energi
pada poros yang berputar. Komponen tambahan ini memungkinkan turbin dapat
memberikan daya yang lebih besar dengan komponen yang lebih kecil. Turbin dapat
memanfaatkan air dengan putaran lebih cepat dan dapat memanfaatkan head yang
lebih tinggi. (Untuk selanjutnya dikembangkan turbin impulse yang tidak
membutuhkan putaran air).
Cara kerja kincir air
adalah air dari aliran sungai-sungai, pegunungan maupun sungai dialirkan ke
kincir air yang digunakan untuk menggerakan sudu-sudu. Sehingga kincir air
dapat berputar dan secara otomatis tuas pada kincir ikut berputar, dimana pada
ujung tuas terdapat gear yang dapat menggerakan generator. Dari pergerakan
generator dihasilkan energi listrik yang dapat digunakan di perumahan, pedesaan
dan industri kecil. Selain untuk memutar generator, pergerakan kincir ini dapat
pula dimanfaatkan unttuk menumbuk padi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar